Pada zaman Israel dipimpin oleh imam, hiduplah seorang
imam yang bernama Eli. Imam Eli memiliki dua anak yaitu Hofni dan Pinehas yang
keduanya dikenal sebaik orang-orang dursila (1 Samuel 2: 12). Hal yang menarik
untuk dipelajari dari kisah imam Eli ini adalah kegagalan Eli dalam mengambil
peran selaku imam baik dalam rumah tangga maupun bagi rakyat Israel. Saya yakin
dan percaya bahwa pemilihan Eli sebagai imam telah melalui berbagai persyaratan
seorang imam, yang antara lain sukses dalam membimbing keluarga. Namun dengan adanya
kegagalan yang ia hadapi, adakah rakyat Israel telah salah pilih? Bukan, tetapi
imam Eli ternyata adalah orang yang tidak menerapkan keimamannya dengan benar
didalam keluarga. Ia gagal dalam melakukan fungsi keimaman kepada keluarganya.
Firman Tuhan menggaris bawahi 3 kesalahan Eli yang menyebabkan dia gagal selaku
pemimpin. Yang pertama adalah ambisi yang berlebihan , yang kedua adalah
kegagalan dalam memimpin dan membina keluarga, khususnya anak-anak dan yang
ketiga adalah keserakahan (1 Samuel 2: 29).